Translate

Selasa, 25 Maret 2014

ECO-TOURISM


ECO-TOURISM RESORT HOTEL
Taking a vacation has been one of many important activities done by human beings. People tend to it to refresh their mind and to have another life other than working full-time. Traveling for tourism is one of the most favorite activities chosen to be done during a vacation. Therefore, every regional and/or national government puts many attention in the development of their tourism, along with the opening of tourism investment to increase regional and/or national income.

the Village Rurukan Fresh Vegetables plantation located in Tomohon City, has a beautiful panoramic nature, a friendly community, and many natural tourist attractions thus has become a developing tourism area. Along with the development, the area itself needs to be provided by supporting facilities for accommodation the number of people visiting the area at the same time.

Green design and living by local values have become the two big issues among people nowadays. They influence the development of an environmental-based accommodation in a tourism area.

Eco-tourism Resort Hotel is a concept of a hotel which takes nature diversity and the uniqueness of the local culture as its main attractions. Eco-tourism Resort Hotel is destination for tourists with an appreciation and a willingness to experience the pleasure of preserving nature while traveling. Eco-tourism Resort Hotel is a commercial accommodation located in a Fresh Vegetables plantation area far away from the crowdness of a big city. This accommodation is able to increase regional income as well as becomes an option for tourists to experience the true nature of Rurukan Fresh Vegetables plantation



EKOWISATA  HOTEL RESORT
Manusia perlu melakukan suatu aktifitas untuk memberikan kesempatan beristirahat dan menghilangkan kejenuhan dari aktifitas sehari-hari. Kegiatan beristirahat atau refreshing tersebut biasa dikenal istilah liburan. Sebagian besar masyarakat memiliki kecenderungan untuk mengisi masa liburannya dengan berekreasi atau berwisata ke suatu tempat. Kebutuhan masyarakat akan pariwisata tersebut menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu aspek yang perlu diperhatikan, agar dapat dijadikan sebagai salah satu peluang investasi untuk meningkatan pendapatan negara.
Kawasan perkebunan Sayur Segar Desa Rurukan berlokasi di Kota Tomohon memiliki kondisi alam yang masih murni, masyarakat lokal yang ramah dan dikelilingi oleh berbagai objek wisata alam. Kawasan Desa Rurukan merupakan salah satu kawasan yang menjadi kawasan wisata unggulan di Kota Tomohon yang sedang berkembang. Seiring dengan perkembangan pariwisata tersebut, maka diperlukan fasilitas pendukung dan fasilitas pelayanan seperti sarana akomodasi untuk mengantisipasi lonjakan jumlah wisatawan pada kawasan tersebut.
Maraknya issue green design serta meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap pelestarian lingkungan dan nilai-nilai lokal, ikut mempengaruhi perkembangan pariwisata. Pengadaan sarana akomodasi berbasis lingkungan beserta pengadaan sarana pariwisata yang mendukung issue tersebut sangat diperlukan.

Ekowisata Hotel Resort adalah sebuah konsep hotel yang menjadikan keanekaragaman flora dan fauna serta keunikan budaya lokal disekitarnya sebagai daya tarik utama. Ekowisata Hotel Resort merupakan tujuan wisata bagi wisatawan yang memiliki apresiasi, pengalaman dan ingin menambah wawasan mengenai lingkungan serta pelestariannya.  Ekowisata Hotel Resort merupakan sarana akomodasi komersial yang terletak di kawasan Desa Rurukan yang terhindar dari hiruk pikuk perkotaan. Bentuk sarana akomodasi ini dapat membantu meningkatkan pendapatan daerah dan memberikan suatu pilihan akomodasi bagi wisatawan yang ingin menikmati potensi alam di kawasan perkebunan Sayur Segar di Desa Rurukan.

Desain  sebuah  karya arsitektur  yang baik harus mampu  menjawab  masalah yang terjadi dan meresponnya dengan baik. Seperti yang diketahui, peranan energi menjadi kebutuhan yang sangat vital, Salah   satu   konsep   desain   yang   digunakan   adalah   konsep   desain yang mendukung dalam  minimalisasi  penggunaan  energi,  yaitu  konsep  arsitektur  hijau. Contoh  penerapan  konsep  arsitektur  hijau  antara  lain  penggunaan  sumber  cahaya matahari secara optimal untuk penerangan, pemanasan air untuk kebutuhan domestik, serta kecepatan angin untuk penghawaan alami.

Energy factor adds a new footing to understand a better architecture planning. But actually, architecture subject and its environmental context is not a new thing, since the aim of designing  is a subject that increase quality of architecture and environment as a result in it. In wider perspective, environmentally which intended is global natural environmental that cover an earth element, air, water, and energy that needs to be kept up and preserve correctly. Energies Efficient Architecture is one of the architecture typology that orientated on conservation of natural global environmental. (Tri Endangsih, Penerapan Hemat Energi Pada Kenyamanan Bangunan, 2007)

Menurut Budi Pradono dalam. seminamya "Good business with Green Design", Konsep Green Architecture dapat diinterpretasikan sebagai desain berkelanjutan, ramah lingkungan, dan bangunan dengan performa sangat baik. Beliau mengatakan bahwa di negara-negara maju terdapat award pengurangan pajak insentif yang diberikan pada bangunan-bangunan yang  tergolong green.
Penerapan konsep arsitektur hijau dalam desain bangunan resort diupayakan mendekati pada topik bahasan karena dalam konsep desain arsitektur hijau mengandung beberapa faktor penting yang mendukung diantaranya bersifat ramah lingkungan, berkelanjutan,  holistik, serta sesuai dengan upaya untuk mencapai efisiensi energL

Dalam hal ini karena arsitektur hijau memiliki kriteria hemat energi maka per!u diketahui bahwa Arsitektur hemat energi adalah arsitektur yang berlandaskan pada pemikiran meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan,  kenyamanan, maupun  produktivitas penghuninya. (Priatman, J. (2002). Energy-Efficient Architecture, Paradigma dan Manifestasi Arsitektur Hifau. Dimensi Teknik Arsitektur, Surabaya).

Konsep Perencanaan dan perancangan hotel resort ini nantinya akan lebih difokuskan pada pemecahan  masalah  kebutuhan  akan  sarana  akomodasi di  area rekreasi pegunungan diantaranya Menampilkan suatu rancangan arsitektur yang mampu menyatukan fungsi bangunan dan rekreasi pegunungan yang mempertimbangkan lingkungan sekitar tapak. Merancangan  bangunan  hotel resort dengan  pendekatan  arsitektur  hijau  dalam upaya mencapai efisiensi energi dan ramah lingkungan.

Dalam Merancang hotel resort yang ideal dan  berkualitas harus memperhatian faktor pencapaian dan meng-akomodasi semua tempat rekreasi pegunungan yang ada disekitamya. Harus fleksibel dan mampu menampung kapasitas penghuni dalam kapasitas sesuai dengan kebutuhan.
Pembahasan dalam Desain hotel resort ini harus dapat mengantisipasi masalah arsitektur khususnya pada optimasi pengunaan lahan dan efisiensi energi, masalah¬ masalah tersebut harus mampu diselesaikan melalui perencanaan dan perancangan hotel resort secara arsitektural.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses disain ini terdiri dari tiga tahap :
1. Tahap Pengumpulan Data
Studi literatur, yaitu tahap pengumpulan data melalui literatur yang berhubungan dengan tema arsitektur hijau pada resort hotel dengan pendekatan pada efisiensi energi, baik berupa teori-teori yang mendukung, standarisasi, dan data-data lain baik yang fisik maupun yang nonfisik.

2. Studi lapangan, berupa wawancara dengan pihak-pihak terkait yang dapat memberikan keterangan yang berhubungan dengan proyek, mengadakan studi banding dengan proyek yang sudah selesai, dan mengadakan pengamatan langsung terhadap lokasi yang sudah ditentukan.

3. Tahap Analisis dan Sintesis
Pada tahap ini analisis dilakukan berdasatkan tiga aspek, yaitu : Aspek Kegiatan dan Sistem Ruang Merupakan analisis tentang aktifitas penghuni dan perilakunya, kebutuhan ruang, dan hal lainnya yang sesuai dengan kebutuhan. Aspek Kondisi dan Potensi Lingkungan Merupakan analisis tentang berbagai hal yang menyangkut dengan lokasi tujuan baik pada tapak maupun keadaan lingkungan sekitarnya.

Aspek Sistem Bangunan
Merupakan analisis terhadap berbagai hal yang menyangkut dengan bangunan yang akan didirikan baik dari fisik bangunan, sistem, dan persyaratan lainnya

Tahap Konsep
Merupakan hasil kesimpulan dari sintesis yang saling terkait, yang kemudian dikembangkan dalam bentuk konsep perancangan, dan dilanjutkan pada tahap desain untuk diwujudkan dalam bentuk tiga dimensi.

Sistematika Pembahasan
Bab I    Pendahuluan
Berisi  deskripsi  proyek,  latar  belakang  dari  perencanaan  dan perancangan hotel resort, maksud dan tujuan, serta metode pembahasan yang digunakan beserta sistematika dan skema pemikirannya.

Bab ll  Tinjauan dan Landasan Teori
Mencari informasi melalui studi literatur yang berhubungan dengan topik dan tema, efisiensi energi dan penerapan arsitektur hijau pada hotel resort harus dikaji secara mendalam.

Bab III Permasalahan
Permasalahan yang timbul yang dijadikan landasan empiris berdasarkan data langsung dari lapangan seperti data wilayah, data lokasi, serta data-data lain yang berkaitan dengan obyek.

Bab IV Analisis
Merupakan pemikiran logis untuk mendapatkan pemecahan masalah yang ada yang meliputi:
- Aspek Kegiatan dan Sistem Ruang.
- Aspek Kondisi dan Potensi Lingkungan.
- Aspek Sistem Bangunan.

Bab V  Konsep
Menguraikan kesimpulan  dari  analisis  yang  kemudian  akan  dipakai sebagai dasar dalam membuat skematik desain yang akan dilanjutkan pada tahap perancangan untuk diwujudkan dalam bentuk tiga dimensi.


Inventarisasi (materi tambahan)
Hal ini lebih berkaitan dengan inventarisasi tapak dalam tahapan pengumpulan data. Dalam inventarisasi ini seorang Disainer melakukan survei karakteristik tapak, mengumpulkan data sekunder yang terkait (berupa peta, laporan), menginterview pihak terkait, serta mengambil dokumentasi. Survei terhadap karakteristik tapak mencakup:
  1. Luas tapak dan batas-batasnya;
  2. Orientasi terhadap mata angin;
  3. Keadaan tanah (guna memenentukan jenis konstruksi di atasnya);
  4. Hidrologi: sumber air;
  5. Geologi : jenis dan kedalaman batuan;
  6. Iklim: curah hujan, intensitas cahaya, arah dan kecepatan angin, kelembaban udara, suhu udara;
  7. Topografi: kontur (datar/berbukit), kemiringan lahan;
  8. Drainase: permukaan tanah/dalam tanah;
  9. Vegetasi: jenis dan jumlah dari vegetasi pohon, semak, dan groundcover;
  10. Satwa: jenis, jumlah, habitat, dan sifat/kebiasaan;
  11. View: titik pandang yang indah atau titik pandang yang tidak baik;
  12. Lingkungan sekitar tapak: kebisingan, aroma;
  13. Fasilitas dan utilitas;
  14. Aksesibilitas dan sirkulasi;
  15. Aspek sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat sekitar (jumlah, jenis kelamin, umur, pekerjaan, tingkat ekonomi, kebiasaan, dan budaya).
Hasil yang diperoleh dari tahap inventarisasi ini dituangkan dalam bentuk peta.


Artikel ini sebagai bahan tambahan untuk Mahasiswa dalam menyelesaikan tugas:
"Studio Perancangan IV"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar