ECO-TOURISM RESORT HOTEL
Taking a vacation has been one of
many important activities done by human beings. People tend to it to refresh
their mind and to have another life other than working full-time. Traveling for
tourism is one of the most favorite activities chosen to be done during a
vacation. Therefore, every regional and/or national government puts many
attention in the development of their tourism, along with the opening of tourism
investment to increase regional and/or national income.
the Village Rurukan Fresh
Vegetables plantation located in Tomohon City, has a beautiful panoramic
nature, a friendly community, and many natural tourist attractions thus has
become a developing tourism area. Along with the development, the area itself
needs to be provided by supporting facilities for accommodation the number of
people visiting the area at the same time.
Green design and living by local
values have become the two big issues among people nowadays. They influence the
development of an environmental-based accommodation in a tourism area.
Eco-tourism Resort Hotel is a
concept of a hotel which takes nature diversity and the uniqueness of the local
culture as its main attractions. Eco-tourism Resort Hotel is destination for
tourists with an appreciation and a willingness to experience the pleasure of
preserving nature while traveling. Eco-tourism Resort Hotel is a commercial
accommodation located in a Fresh Vegetables plantation area far away from the
crowdness of a big city. This accommodation is able to increase regional income
as well as becomes an option for tourists to experience the true nature of
Rurukan Fresh Vegetables plantation
EKOWISATA HOTEL RESORT
Manusia perlu melakukan suatu
aktifitas untuk memberikan kesempatan beristirahat dan menghilangkan kejenuhan
dari aktifitas sehari-hari. Kegiatan beristirahat atau refreshing tersebut
biasa dikenal istilah liburan. Sebagian besar masyarakat memiliki kecenderungan
untuk mengisi masa liburannya dengan berekreasi atau berwisata ke suatu tempat.
Kebutuhan masyarakat akan pariwisata tersebut menjadikan sektor pariwisata
sebagai salah satu aspek yang perlu diperhatikan, agar dapat dijadikan sebagai
salah satu peluang investasi untuk meningkatan pendapatan negara.
Kawasan perkebunan Sayur Segar
Desa Rurukan berlokasi di Kota Tomohon memiliki kondisi alam yang masih murni,
masyarakat lokal yang ramah dan dikelilingi oleh berbagai objek wisata alam.
Kawasan Desa Rurukan merupakan salah satu kawasan yang menjadi kawasan wisata
unggulan di Kota Tomohon yang sedang berkembang. Seiring dengan perkembangan
pariwisata tersebut, maka diperlukan fasilitas pendukung dan fasilitas
pelayanan seperti sarana akomodasi untuk mengantisipasi lonjakan jumlah
wisatawan pada kawasan tersebut.
Maraknya issue green design serta
meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap pelestarian lingkungan dan
nilai-nilai lokal, ikut mempengaruhi perkembangan pariwisata. Pengadaan sarana
akomodasi berbasis lingkungan beserta pengadaan sarana pariwisata yang
mendukung issue tersebut sangat diperlukan.
Ekowisata Hotel Resort adalah
sebuah konsep hotel yang menjadikan keanekaragaman flora dan fauna serta
keunikan budaya lokal disekitarnya sebagai daya tarik utama. Ekowisata Hotel
Resort merupakan tujuan wisata bagi wisatawan yang memiliki apresiasi,
pengalaman dan ingin menambah wawasan mengenai lingkungan serta
pelestariannya. Ekowisata Hotel Resort
merupakan sarana akomodasi komersial yang terletak di kawasan Desa Rurukan yang
terhindar dari hiruk pikuk perkotaan. Bentuk sarana akomodasi ini dapat
membantu meningkatkan pendapatan daerah dan memberikan suatu pilihan akomodasi
bagi wisatawan yang ingin menikmati potensi alam di kawasan perkebunan Sayur
Segar di Desa Rurukan.
Desain sebuah karya arsitektur yang baik harus mampu menjawab masalah yang terjadi dan meresponnya dengan baik. Seperti yang diketahui, peranan energi menjadi kebutuhan yang sangat vital, Salah satu konsep desain yang digunakan adalah konsep desain yang mendukung dalam minimalisasi penggunaan energi, yaitu konsep arsitektur hijau. Contoh penerapan konsep arsitektur hijau antara lain penggunaan sumber cahaya matahari secara optimal untuk penerangan, pemanasan air untuk kebutuhan domestik, serta kecepatan angin untuk penghawaan alami.
Energy factor adds a new footing
to understand a better architecture planning. But actually, architecture
subject and its environmental context is not a new thing, since the aim of
designing is a subject that increase
quality of architecture and environment as a result in it. In wider
perspective, environmentally which intended is global natural environmental
that cover an earth element, air, water, and energy that needs to be kept up
and preserve correctly. Energies Efficient Architecture is one of the
architecture typology that orientated on conservation of natural global
environmental. (Tri Endangsih, Penerapan Hemat Energi Pada Kenyamanan Bangunan,
2007)
Menurut Budi Pradono dalam.
seminamya "Good business with Green Design", Konsep Green
Architecture dapat diinterpretasikan sebagai desain berkelanjutan, ramah
lingkungan, dan bangunan dengan performa sangat baik. Beliau mengatakan bahwa
di negara-negara maju terdapat award pengurangan pajak insentif yang diberikan
pada bangunan-bangunan yang tergolong
green.
Penerapan konsep arsitektur hijau
dalam desain bangunan resort diupayakan mendekati pada topik bahasan karena
dalam konsep desain arsitektur hijau mengandung beberapa faktor penting yang
mendukung diantaranya bersifat ramah lingkungan, berkelanjutan, holistik, serta sesuai dengan upaya untuk
mencapai efisiensi energL
Dalam hal ini karena arsitektur
hijau memiliki kriteria hemat energi maka per!u diketahui bahwa Arsitektur
hemat energi adalah arsitektur yang berlandaskan pada pemikiran meminimalkan
penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan, maupun produktivitas penghuninya. (Priatman, J.
(2002). Energy-Efficient Architecture, Paradigma dan Manifestasi Arsitektur
Hifau. Dimensi Teknik Arsitektur, Surabaya).
Konsep Perencanaan dan
perancangan hotel resort ini nantinya akan lebih difokuskan pada pemecahan masalah
kebutuhan akan sarana
akomodasi di area rekreasi
pegunungan diantaranya Menampilkan suatu rancangan arsitektur yang mampu
menyatukan fungsi bangunan dan rekreasi pegunungan yang mempertimbangkan lingkungan
sekitar tapak. Merancangan bangunan hotel resort dengan pendekatan
arsitektur hijau dalam upaya mencapai efisiensi energi dan
ramah lingkungan.
Dalam Merancang hotel resort yang
ideal dan berkualitas harus memperhatian
faktor pencapaian dan meng-akomodasi semua tempat rekreasi pegunungan yang ada
disekitamya. Harus fleksibel dan mampu menampung kapasitas penghuni dalam
kapasitas sesuai dengan kebutuhan.
Pembahasan dalam Desain hotel
resort ini harus dapat mengantisipasi masalah arsitektur khususnya pada
optimasi pengunaan lahan dan efisiensi energi, masalah¬ masalah tersebut harus
mampu diselesaikan melalui perencanaan dan perancangan hotel resort secara
arsitektural.
Langkah-langkah yang dilakukan
dalam proses disain ini terdiri dari tiga tahap :
1. Tahap Pengumpulan Data
Studi literatur, yaitu tahap
pengumpulan data melalui literatur yang berhubungan dengan tema arsitektur
hijau pada resort hotel dengan pendekatan pada efisiensi energi, baik berupa
teori-teori yang mendukung, standarisasi, dan data-data lain baik yang fisik
maupun yang nonfisik.
2. Studi lapangan, berupa
wawancara dengan pihak-pihak terkait yang dapat memberikan keterangan yang
berhubungan dengan proyek, mengadakan studi banding dengan proyek yang sudah
selesai, dan mengadakan pengamatan langsung terhadap lokasi yang sudah
ditentukan.
3. Tahap Analisis dan Sintesis
Pada tahap ini analisis dilakukan
berdasatkan tiga aspek, yaitu : Aspek Kegiatan dan Sistem Ruang Merupakan
analisis tentang aktifitas penghuni dan perilakunya, kebutuhan ruang, dan hal
lainnya yang sesuai dengan kebutuhan. Aspek Kondisi dan Potensi Lingkungan
Merupakan analisis tentang berbagai hal yang menyangkut dengan lokasi tujuan
baik pada tapak maupun keadaan lingkungan sekitarnya.
Aspek Sistem Bangunan
Merupakan analisis terhadap
berbagai hal yang menyangkut dengan bangunan yang akan didirikan baik dari
fisik bangunan, sistem, dan persyaratan lainnya
Tahap Konsep
Merupakan hasil kesimpulan dari
sintesis yang saling terkait, yang kemudian dikembangkan dalam bentuk konsep
perancangan, dan dilanjutkan pada tahap desain untuk diwujudkan dalam bentuk
tiga dimensi.
Sistematika Pembahasan
Bab I Pendahuluan
Berisi deskripsi
proyek, latar belakang
dari perencanaan dan perancangan hotel resort, maksud dan
tujuan, serta metode pembahasan yang digunakan beserta sistematika dan skema
pemikirannya.
Bab ll Tinjauan dan Landasan Teori
Mencari informasi melalui studi
literatur yang berhubungan dengan topik dan tema, efisiensi energi dan
penerapan arsitektur hijau pada hotel resort harus dikaji secara mendalam.
Bab III Permasalahan
Permasalahan yang timbul yang
dijadikan landasan empiris berdasarkan data langsung dari lapangan seperti data
wilayah, data lokasi, serta data-data lain yang berkaitan dengan obyek.
Bab IV Analisis
Merupakan pemikiran logis untuk
mendapatkan pemecahan masalah yang ada yang meliputi:
- Aspek Kegiatan dan Sistem
Ruang.
- Aspek Kondisi dan Potensi
Lingkungan.
- Aspek Sistem Bangunan.
Bab V Konsep
Menguraikan kesimpulan dari
analisis yang kemudian
akan dipakai sebagai dasar dalam
membuat skematik desain yang akan dilanjutkan pada tahap perancangan untuk
diwujudkan dalam bentuk tiga dimensi.
Inventarisasi (materi tambahan)
Hal ini lebih berkaitan dengan
inventarisasi tapak dalam tahapan pengumpulan data. Dalam inventarisasi ini
seorang Disainer melakukan survei karakteristik tapak, mengumpulkan data
sekunder yang terkait (berupa peta, laporan), menginterview pihak terkait,
serta mengambil dokumentasi. Survei terhadap karakteristik tapak mencakup:
- Luas tapak dan batas-batasnya;
- Orientasi terhadap mata angin;
- Keadaan tanah (guna memenentukan jenis konstruksi di atasnya);
- Hidrologi: sumber air;
- Geologi : jenis dan kedalaman batuan;
- Iklim: curah hujan, intensitas cahaya, arah dan kecepatan angin, kelembaban udara, suhu udara;
- Topografi: kontur (datar/berbukit), kemiringan lahan;
- Drainase: permukaan tanah/dalam tanah;
- Vegetasi: jenis dan jumlah dari vegetasi pohon, semak, dan groundcover;
- Satwa: jenis, jumlah, habitat, dan sifat/kebiasaan;
- View: titik pandang yang indah atau titik pandang yang tidak baik;
- Lingkungan sekitar tapak: kebisingan, aroma;
- Fasilitas dan utilitas;
- Aksesibilitas dan sirkulasi;
- Aspek sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat sekitar (jumlah, jenis kelamin, umur, pekerjaan, tingkat ekonomi, kebiasaan, dan budaya).
Hasil yang diperoleh dari tahap
inventarisasi ini dituangkan dalam bentuk peta.
Artikel ini sebagai bahan
tambahan untuk Mahasiswa dalam menyelesaikan tugas:
"Studio Perancangan IV"